Motivasi Berorganisasi; Sebuah catatan evaluasi

Disampaikan pada acara kajian HMI cabang Kuningan, 27 Desember 2010 di aula HMI cabang Kuningan

Motivasi dalam organisasi mempunyai posisi yang sangat penting, terutama kaitannya dalam konsolidasi internal baik secara kultural maupun struktural. Motivasi atau faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu, bukan hanya itu tetapi secara berkelanjutan dan penuh dengan kesungguhan.

Saya setuju jika motivasi berorganisasi ini adalah bagian yang harus menjadi catatan untuk dievaluasi guna modal konsolidasi organisai yang lebih efektif dan elegan.

Sebelum mengupas lebih jauh tentang motivasi, mari kita belajar pada kasus yang menyadarkan kita akan kuatnya sebuah motivasi dalam kehidupan. Sekitar tiga bulan kebelakang, kita dikagetkan dengan sebuah fenomena yang menakjubkan. Di daerah Jombang Jawa Timur, bocah bernama Ponari (7 tahun) tiba-tiba dianggap manusia sakti yang mampu mengalahkan berbagai penyakit kronis. Hal itu nyata sehingga setiap harinya sekitar sepuluh ribu pasien memadati rumahnya dari berbagai nusantara dengan penuh keseriusan rela mengantri berhari-hari demi mendapatklan air dari batu yang dimilki dukun bocah tersebut.

Kita tidak akan membahas sang dukun cilik, namun kiita akan membahas apa yang menjadi latar belakang/motivasi ribuan pasien tersebut. Jika kita tarik kesimpulan, maka mereka mempunyai tujuan. Sebutlah agar penyakinya sembuh. Dan berharap jangka panjangnya yang sakit ini bisa berkumpul jkembali dengan harmonis seperti sedia kala.

Tegasnya yang melatar belakangi mereka diatas adalah adanya motivasi yang kuat karena mempunyai misi (tujuan jangka pendek) dan visi (tujuan jangka panjang) yang kuat. Misi mereka adalah kesehatan dan ekonomi, sedangkan visimereka adalah agar sang pasien bisa sehat dan sejahtera seperti dulu kala. Setidaknya kita pahami, dari makna misi dan <visi diatas adalah misi bersifat jangka pendek dan real sedang visi berifat jangka panjang dan abstrak.

Bagi setiap personil organisasipun sama, motivasi itu ada jika adanya misi dan visi yang jelas. Karena berorganisasi itu berarti belajar menentukan jalan hidup secara sistematis, dan mengarah sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Motivasi itu sama artinya dengan sugesti atau keyakinan. sugesti itulah yang menjadi kekuatan alamiah jiwa dalam memnentukan persoalan.

Kekuatan alamiah itu disebut juga alam bawah sadar atau juga impian. Semua orang mempunyai impian, kecuali yang divonis gangguan jiwa. Karena Impian akan diimplementasikan pada pandangan dan prilaku hidup. Mengingatkan pada Mahatma Gandhi, saat berkeliling keoenjuru daerah India, hampir semua masyarakatnya berada dalam taraf keluarga miskin. Maka di berpidato “bermimpilan kalian”

Maka jelaslah jika sebuah organisasi hilang kekompakan itu artinya motivasi individu dalam sebuah organisasi itu belum tercipta. Selain itu harus ada pemimpin yang mampu menjadi motivator, namun tidaak berarti memaksakan tetapi dengan jalan membuka ruang kebebasan untuk setiap individunya dengan mengekspresikan sebuah karya untuk mencurahkan segala turunan dalam motivasinya.