DUA BAYI UNTUK KERAJAAN BIRU

Adalah wajar jika PD menjadi Partai besar, dengan memenagkan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden/wapres 2009 silam. Diuntungakn dengan kehadiran sang pendirinya SBY, yang bukan hanya menjadi figur sentral PD dengan stabilitas internal partai, namun juga SBY menjadi figur sentral masyarakat indonesia hingga PD memenagkan dua pesta politik dengan pesat.

Fenomena tersebut sekaligus mempertanyakan eksistensi partai-partai besar seperti partai golkar dan PDIP, atau partai islam seperti PKS, PAN dan PPP. Beberapa hasil diskursus mengenai keajaiban sang SBY dan PD waktu itu bagai jamur, dengan beragam pendapat dan analisis-analisis politik, bahkan kecenderungannya dalam DPT yang selalu dikaburkan.

Perdebatan itu menjadi redup, seiring dengan analisis hukum dari berbagai pihak, dari mulai pihak rival politiknya, kaum cendikiawan, pakar politik, hingga gerakan mahasiswa menantang adanya penyelewengan DPT. Namun seolah menajadi kenangan akan hebatnya PD menenggelamkan rival-rival poltiknya. Karena apapun ceritanya, PD dan SBY dipilih sebagian lebih masyarakat indonesia.

Kini PD adalah partai besar, 63% lebih nusantara memilih SBY. Bahkan prestasi itu belum pernah terjadi pada partai-partai besar sepanjang reformasi ini.

Namun ada fenomena yang menarik tentang PD hari ini, menjelang kongres PD di bandung mei mendatang setidaknya dua kandidat muda AM dan AN yang sudah mendeklarasikan diri sebagai Calon Ketua Umum PD. AM yang kini masih berusia 47 tahun dan AU yang masih berusia 41 tahun seolah menjadi fenomena langka di arena politik partai besar.

Teringat seorang Yudi Crisnandy saat mencalonkan diri di munas PG tahun kemarin yang harus berdarh-darah melawan Ical dan SP yang keduanya saudagar, hanya meraih suara 0 (nol). Dengan obsesi meremajakan politik dan demokrasipun akhirnya impian belak, bahkan setelah itu Yudi bukanlah apa-apa lagi PG.

lalu bagaimana dengan AM dan AU?, jika kita perhatikan kontelasi hingga saat ini, memang dua figur muda itulah yang mendominasi bursa pencalonan, sejauh ini belum terdengar figur lain yang diandalkan. Artinya jika keluarga PD terutama SBY yang masih menjadi icon partai bisa bersikap sportif dan membuka lebar-lebar jalan sportifitas tanda ada tradisi oligarki, atau nepotisme, maka impian PD memiliki ketua umum muda ini akan terwujud, apakh AM atau AU.

Lebih penting dari itu, dengan Ketua Umum dari kalangan muda, PD akan memberikan setahap pembelajaran akan pentingnya revitalisasi pemuda, regenerasi kepemimpinan, dan penyederhanaan demokrasi. Itu akan semakin membangun kepercayaan dan kemurniannnya, namun jika sebaliknya maka PD hanyalah partai berlambang SBY belaka, dan tidak jauh beda dengan partai politik lain yang selalu mengandalkan saudgar dengan segudang uang pelicin.